25 Desember 2012

Tugu Emas Jogja Kado Istimewa

Tugu Emas Jogja Kado Istimewa

Tugu Emas Jogja Kado Istimewa, Tugu Emas Jogja Kado Istimewa di blog KRJOGJA ini diposting oleh Horiq Sobarqah 25 Desember 2012. ( 5.0 )



Tugu Emas Jogja
sumber foto: www.jogjabelajar.web.id

Tugu Emas Jogja Kado Istimewa, Menjelang akhir tahun 2012 dan menyongsong tahun baru 2013, masyarakat Yogyakarta mendapat ‘kado’ istimewa, yakni ‘Tugu Emas’. Itulah hasil revitalisasi Tugu Pal Putih di akwasan Jalan Mangukubumi yang menjadi ikon Yogyakarta dan sangat dibanggakan siapa saja. Tugu yang bersejarah dan memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Ngayogyakarta Hadiningrat.  Kini, penanda kawasan (land mark) itu menjadi lebih anggun dan berkharisma dengan nuansa warna emas berkilau siang dan malam.

Kita mangayubagya diresmikannya Tugu Pal Putih oleh Wakil Gubernur DIY, Sri Paduka Paku Alam IX, Selasa (18/12) kemarin. Kita juga harus  berbahagia karena menyaksikan peristiwa bersejarah terhadap Tugu Pal Putih. Jika membuka lembar sejatah Tugu Pal Putih ini, tercatat banyak perubahan.  Tugu sebagai  simbol/lambang Yogyakarta,  dibangun  oleh  Sri Sultan Hamengkubuwana I (sebelumnya berbernama Pangeran  Mangkubumi) memiliki nilai simbolis bergaris imajiner yang menghubungkan kraton- Ganung Merapi. Akan tetapi juga menjadi symbol kebersamaan  Raja dan rakyat untuk bersatu melawan Belanda, sehingga Pangeran Mangkubumi mendapatkan tanah Mataram. Menurut sumber dari literature kraton, tugu dibangun setelah perjanjian Gianti setinggi 25 meter.

Oleh karena itu, ‘Tugu Emas’ ini juga disebut juga 'Tugu Golong Gilig'. Desain awal, memang bercirikan  fisik warna  putih, berbentuk gilig (bulat panjang) dengan puncak bulat seperti bola. ‘Golong gilig’ bermakna  rasa kebersatuan antara rakyat dan raja dalam  niat, kehendak, dan tindakan. Akan tetapi Tugu tersebut, runtuh akibat gempa  10 Juni 1867.  Oleh penguasa Belanda, tahun 1889 dibangun lagi namun didesain ulang, menjadi 15 meter. Ada perombakan pada symbol 'golong gilig'. Sehingga menjadi seperti yang kita lihat saat ini.

Perubahan demi perubahan, merupakan dinamika jaman. Semua dicatat oleh sejarah.  Sehingg meski generasi telah berganti, masyarakat Yogyakarta tetap memaknai symbol-simbol  yang ada pada bangunan fisik Tugu Golong Gilig tersebut meski tejadi perombakan desain fisik. Dalam pelbagai episode perjalanan sejarah Yogyakarta, Tugu ini menjadi kawasan  ‘adem’ yang menenteramkan  emosi massa.  Semangat ‘golog gilig’ dari atmosfir Tugu Yogya yang memiliki garis lurus dengan aura Kraton Yogyakarta, bahkan beregna secara nasional untuk kepentingan kesejahteraan nusa dan bangsa.

Revitalisasi Tugu Pal Putih yang kini  berkilau anggun dengan warna emas, sungguh memberikan suntikan semangat baru bagi masyarakat Yogyakarta. Semangat  ‘golog gilig’ untuk melawan kebatilan. Semangat dari Yogyakarta untuk Indonesia untuk menjadi bangsa yang abadi penuh kejayaan bak kilau emas. Boleh kita ‘menyontek’ Negara lain yang memiliki slogan 'God, Glory, Gold'. Karena tiga hal tersebut memang seharusnya dimiliki oleh  Indonesia sebagai bangsa yang besar dan 'gemah ripah loh jinawi'. Tidak selayaknya kita menjadi seperti saat ini: bangsa terpuruk  oleh kebatilan korupsi.

Semangat persatuan dan kebersamaan dari Tugu Yogya, semoga akan tersalur lewat para wisatawan yang kini memiliki ‘jargon’: jangan bilang pernah ke Yogya, jika belum berfoto di Tugu Yogya.  Masyarakat Yogya harus memberi contoh menghormati dan melestarikan cagar budaya ini. Berilah ruang dan kesempatan mereka mengambil waktu berfoto. Sebab tanpa kita sadari, itulah dokumen sejarah yang kelak di kemudian hari akan bercerita kepada generasi penerus. Cerita tentang semangat niat  kebersamaan dan kesatuan antara Raja dan rakyat, untuk bersama melawan kebatilan. ‘Golong gilig’ untuk hidup makmur dan sejahtera.


Sumber:
  • Tajuk Rencana SKH Kedaulatan Rakyat, Edisi Rabu 19 Desember 2012 (5 Sapar 1946)
  • http://krjogja.com/liputan-khusus/sorotan/1669/tugu-emas-kado-istimewa.kr 
 Tugu Emas Jogja Kado Istimewa

1 komentar: